
BSI Torehkan Sejarah, Jadi Bank Pembayar Zakat Terbesar di RI dengan Rp787,5 M
Jakarta, 27 Maret 2025 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat sejarah sebagai bank dengan kontribusi zakat terbesar di Indonesia. Sejak 2021 hingga 2024, total zakat yang disalurkan BSI kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mencapai Rp787,5 miliar, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung kesejahteraan umat.
Penyaluran zakat BSI mengalami pertumbuhan signifikan dalam empat tahun terakhir. Pada 2021, zakat yang diberikan sebesar Rp123,17 miliar, meningkat menjadi Rp173,06 miliar pada 2022. Tren kenaikan ini berlanjut pada 2023 dengan nilai Rp222,77 miliar, hingga mencapai Rp268,5 miliar pada 2024.
Plt. Direktur Utama BSI, Bob T. Ananta, menyerahkan zakat secara simbolis kepada Ketua BAZNAS, K.H Noor Achmad, dalam acara Cahaya Zakat yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/3). Acara ini turut disaksikan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Bob menegaskan bahwa pembayaran zakat ini merupakan wujud tanggung jawab BSI sebagai institusi keuangan syariah yang berorientasi pada kemaslahatan umat. Perusahaan secara konsisten mengalokasikan 2,5% dari laba operasional serta zakat karyawan. BSI juga menghadirkan layanan digital BYOND by BSI untuk mempermudah nasabah dalam menunaikan zakat.
“Alhamdulillah, peningkatan zakat sejalan dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan yang solid. Karena laba tumbuh double digit, maka pembayaran zakat pun sejalan,” ujar Bob.
Pada 2024, kontribusi zakat BSI mencapai lebih dari 50% dari target pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang dicanangkan BAZNAS selama Ramadan 2025/1446 H. BAZNAS menargetkan penghimpunan ZIS tahun ini sebesar Rp509,5 miliar, meningkat 18,4% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp430 miliar.
Presiden Prabowo dalam kesempatan tersebut menekankan bahwa zakat adalah wujud solidaritas sosial serta bentuk rasa syukur atas rezeki yang diterima. “Berzakat adalah cerminan sikap gotong royong dan upaya mengurangi ketimpangan sosial. Zakat adalah manifestasi keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan,” ujarnya.
Presiden juga menyoroti potensi besar zakat dalam pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Dengan potensi zakat nasional yang diperkirakan mencapai Rp327 triliun, realisasi penerimaan zakat tahun ini baru mencapai Rp41 triliun. Pemerintah memperkirakan bahwa kemiskinan absolut dapat diberantas dengan anggaran sekitar Rp30 triliun.
Ketua BAZNAS, K.H Noor Achmad, menuturkan bahwa penyerahan zakat secara simbolis di Istana Negara membawa dampak positif bagi peningkatan kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat. Ia mencatat bahwa pembayaran zakat mengalami pertumbuhan 30%-40% setiap tahunnya, meskipun optimalisasi penghimpunan zakat masih menjadi tantangan.
“Alhamdulillah muzaki berkembang, pada 2023 mencapai 27 juta orang. Dan pada 2024 mencapai 28,1 juta orang. Artinya masyarakat Indonesia memiliki kepedulian tinggi dalam menyisihkan sebagian hartanya untuk yang berhak menerima bantuan,” ujarnya.
Dana zakat yang dihimpun oleh BAZNAS disalurkan ke berbagai sektor strategis seperti ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Noor Achmad juga menekankan perlunya kolaborasi antara kementerian, lembaga, otoritas, serta perusahaan negara dalam mengoptimalkan penghimpunan zakat.
“Alhamdulillah pula ada zakat terbesar diberikan oleh Bank Syariah Indonesia sebesar Rp268,5 miliar,” tuturnya.
BSI terus berinovasi dalam mempermudah pembayaran zakat melalui layanan digitalnya. Hingga 19 Maret 2025, penghimpunan zakat melalui e-channel BSI telah mencapai Rp11,87 miliar secara year to date. BYOND by BSI juga menyediakan layanan pembayaran zakat fitrah khusus selama Ramadan. Selain BAZNAS, platform ini bekerja sama dengan berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) seperti BSI Maslahat, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, DT Peduli, serta 18 LAZ nasional lainnya. (Redaksi)